Details
Nothing to say, yet
Details
Nothing to say, yet
Comment
Nothing to say, yet
The transcription discusses the perspectives of different religions on the crucifixion of Jesus. According to Judaism, Jesus was crucified for spreading heresy. Christianity believes that Jesus was crucified to redeem the sins of all mankind. However, Islam believes that it was someone else who was crucified, while Jesus was raised to heaven. The story also mentions the opposition faced by Jesus and his disciples, the betrayal of Judas, and the belief in his eventual return. The reasons for the Jewish opposition to Jesus include theological conflicts, threats to power structures, differences in eschatology, fear of Roman repression, and misinformation. The transcription ends by teasing the next video, which will discuss the birth of Christianity. Bagi agama Yahudi, yang disalib adalah Nabi Isa karena dianggap menyebarkan kesesatan. Bagi agama Kristen, yang disalib adalah Nabi Isa yang dilakukan untuk menebus dosa semua manusia. Namun, bagi Islam, yang disalib bukanlah Isa, tetapi orang yang diserupakan wajahnya oleh Allah SWT. Tiga perspektif menarik dari tiga agama. Ingin tahu lebih dalam? Yuk kita mulai videonya. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Sobat Channel Kabar Langit ini adalah kisah tentang seorang Nabi yang dianggap anak Tuhan oleh agama lain. Sementara itu, Isa adalah putra seorang wanita solehah bernama Maryam. Kita akan membahas tentang peristiwa penyaliban Nabi Isa atas perintah dari Raja Zalim bernama Herodes. Nabi Isa alaihissalam lahir di Bethlehem, Palestina. Beliau lahir dari rahim seorang wanita perawan yang suci bernama Maryam binti Imran. Menurut ajaran Islam, kelahiran Nabi Isa tanpa ayah adalah salah satu mukjizat Allah SWT, menggaris bawahi kekuasaannya yang tak terbatas. Di dalam masa kenabiannya, Nabi Isa ditentang keras oleh kaum Yahudi. Perlawanan ini mencerminkan ketegangan antara ajaran Isa yang penuh kasih dan praktek keagamaan yang keras pada masa itu. Ada 12 orang murid Nabi Isa yang setia disebut Hawariyun yang tercatat dalam Al-Quran surat Asaf ayat 14. Peran Hawariyun menunjukkan pentingnya dukungan komunitas dalam menghadapi tantangan. Pada suatu hari atas perintah Raja Herodes dan para pendeta Sanhedrin, mereka berniat membunuh Nabi Isa. Ini menunjukkan bagaimana kekuasaan dan ketakutan dapat memutarbalikan keadilan. Isa dan para muridnya bersembunyi. Salah seorang murid Yudas Iskariot pergi menghadap Raja Herodes dan menawarkan lokasi persembunyian Isa dengan imbalan uang. Tindakan Yudas ini mencerminkan betapa pengkianatan bisa datang dari lingkaran terdekat. Ketika mereka sampai di lokasi, Nabi Isa sudah tidak ada karena Allah SWT telah mengangkat Isa ke langit. Ini menunjukkan kekuatan iman dan perlindungan ilahi. Yudas Iskariot karena pengkianatannya diubah wajahnya oleh Allah untuk menyerupai Nabi Isa. Yudas ditangkap dan disiksa hingga meninggal di tiang salib. Ironisnya rencananya untuk mencelakai Isa justru berbalik padanya sendiri. Kisah ini mengajarkan kita tentang keadilan ilahi dan konsekuensi dari tindakan kita. Peristiwa ini juga menekankan kepercayaan Islam bahwa Isa tidak pernah disalib, melainkan Allah melindunginya dari musuh-musuhnya. Sobat Channel Kabar Langit dalam tafsir Ibnu Katsir tidak disebutkan secara pasti siapa yang disalib, hanya ditegaskan bahwa yang disalib adalah orang lain, sementara Isa diangkat ke langit. Ketiadaan kesepakatan tentang identitas orang yang disalib menggarisbawahi konsep dalam Islam, bahwa sejarah seringkali bersifat multi interpretatif. Orang-orang Yahudi pun ragu-ragu apakah benar yang mereka salib itu adalah Isa, karena ketika mereka hitung jumlah Isa dan muridnya, hanya ada 12, bukan 13. Ini mencerminkan kebingungan dan ketidakpastian yang sering menyertai peristiwa bersejarah, terutama ketika terjadi manipulasi atau kesalahan persepsi. Hingga kini, Nabi Isa masih hidup dan berada di atas langit. Dalam Islam, kepercayaan akan kehidupan Isa di langit mengandung implikasi teologis yang mendalam, menegaskan kekuasaan Allah SWT dan rencananya yang mahaluas. Sebagai umat Muslim, kita wajib mempercayai bahawa Isa tidak pernah mati di tiang salib. Ini merupakan bagian dari akidah Islam yang menggarisbawahi keunikan dan keistimewaan Nabi Isa dalam sejarah kenabian. Ketika dunia berada dalam fase-fase kiamat, Allah SWT akan menurunkan Nabi Isa di Menara Putih di kota Damaskus. Penurunan Isa kembali ke bumi adalah salah satu tanda kiamat yang paling penting dalam ajaran Islam, menunjukkan peran sentral Isa dalam eskatologi Islam. Nabi Isa akan bertemu Dajjal dan membunuhnya. Pertemuan ini sering ditafsirkan sebagai simbol perjuangan antara kebenaran dan kebatilan, serta akhir dari fitnah dan kerusakan di bumi. Nabi Isa AS akan tampil di tengah kaum Muslimin sebagai pengikut Risalah Muhammad SAW, memakai syariat berdasarkan Al-Quran dan Sunnah. Kembalinya Isa dan pemenuhannya terhadap ajaran Islam menjadi simbol persatuan umat beragama, serta penegasan bahwa pesan kenabian adalah universal dan berkesingambungan. Sobat Channel Kabar Langit, ini adalah kisah penyaliban Nabi Isa. Memang banyak menimbulkan perdebatan tentang kisah ini. Kami akan menyoroti apa yang menyebabkan kaum Yahudi begitu membenci Nabi Isa, sehingga harus membunuhnya. Mari kita bahas lebih dalam fakta sejarah ini. Keberatan dan penentangan kaum Yahudi terhadap Nabi Isa adalah Keberatan dan penentangan kaum Yahudi terhadap Nabi Isa AS dapat dianalisis dari berbagai perspektif, terutama dalam konteks sejarah, sosial, dan teologis yang terkait erat dengan latar belakang masyarakat Yahudi pada masa itu. Berikut adalah beberapa perspektif yang menjelaskan alasan-alasan penentangan mereka. Konflik teologis Salah satu alasan utama penentangan kaum Yahudi terhadap Nabi Isa adalah konflik teologis. Ajaran Nabi Isa yang menekankan kasih sayang, pengampunan, dan spiritualitas yang mendalam, seringkali bertentangan dengan interpretasi hukum Taurat yang lebih literal dan ketat yang dianut oleh banyak pemimpin Yahudi saat itu. Nabi Isa juga menantang otoritas dan interpretasi agama yang dilakukan oleh para pemuka agama Yahudi, yang dianggapnya telah menyimpang dari esensi sejati ajaran Taurat. Ancaman terhadap struktur kekuasaan Nabi Isa, dengan popularitas dan pengaruhnya yang berkembang, dianggap sebagai ancaman terhadap struktur kekuasaan dan status quo yang ada. Pemuka agama dan elit politik Yahudi saat itu mungkin merasa terancam oleh pengaruh Nabi Isa, karena beliau mendorong perubahan sosial dan keagamaan yang dapat mengurangi kekuatan mereka. Ajaran Nabi Isa yang menyuarakan keadilan sosial dan kritik terhadap kepura-puraan agama menantang status quo yang dijaga ketat oleh pemuka agama. Perbedaan Eskatologi Dalam Eskatologi Yahudi, ada harapan akan kedatangan Mesias yang akan memulihkan kerajaan Israel dan membawa masa damai. Namun, banyak diantara kaum Yahudi saat itu yang tidak mengenali atau menolak Nabi Isa sebagai Mesias tersebut. Karena Nabi Isa tidak memenuhi ekspektasi politik atau militer mereka tentang Mesias, banyak yang merasa kecewa dan enggan menerima beliau sebagai utusan Tuhan. Ketakutan akan represi Romawi Ketakutan akan represi Romawi Konteks politik saat itu juga memainkan peran penting. Wilayah Palestina berada di bawah kekuasaan Romawi dan ada kekhawatiran bahwa ajaran Nabi Isa dapat memicu pemberontakan atau konflik yang akan menarik perhatian dan represi dari pemerintah Romawi. Pemimpin Yahudi mungkin khawatir bahwa dukungan terhadap Nabi Isa bisa memicu reaksi keras dari Romawi yang dapat membahayakan posisi mereka dan keberlangsungan masyarakat Yahudi. Kesalahpahaman dan penyebaran informasi yang keliru Terakhir, ketidakpahaman atau kesalahpahaman tentang ajaran Nabi Isa juga berperan dalam penentangannya. Ajaran Nabi Isa yang revolusioner dan metaforis seringkali disalahartikan baik oleh pengikutnya maupun oleh lawan-lawannya. Penyebaran informasi yang keliru baik secara sengaja maupun tidak mungkin telah memperburuk ketegangan dan ketidakpercayaan antara Nabi Isa dan pemimpin Yahudi. Keseluruhan faktor ini, baik secara individu maupun bersama-sama berkontribusi pada penentangan yang dihadapi Nabi Isa dari kaum Yahudi pada masanya. Penentangan ini mencerminkan kompleksitas interaksi sosial, politik, dan agama pada zaman tersebut. Lalu kapan agama Kristen lahir? Akan kita bahas pada video selanjutnya. Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh